Kamis, 14 Februari 2013

sejarah valentines day

10 February 2006


Sejarah Valentine's Day

Sebenarnya ada banyak versi yang tersebar berkenaan dengan asal-usul dari Valentine's Day, namun pada umumnya kebanyakan orang mengetahui tentang peristiwa sejarah yang dimulai ketika dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Peringatan hari besar ini dirayakan untuk menghormati Juno (Tuhan Wanita) dan Perkawinan, serta Pah (Tuhan dari Alam). pada saat itu digambarkan orang-orang muda (laki-laki dan wanita) memilih pasangannya secara diundi, kemudian mereka bertukar hadiah sebagai pernyataan cinta kasih. Dengan diikuti berbagai macam pesta dan hura-hura bersama pasangannya masing-masing.

Namun untuk lebih jelas dan terperinci mari kita lihat kutipan dari beberapa sumber sejarah yang dapat dipercaya. The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine’s Day : “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources--plus the belief that spring is a time for lovers.” kutipan lainnya menjelaskan "The origins of Valentine's Day trace back to the ancient Roman celebration of Lupercalia. Held on February 15, Lupercalia honored the gods Lupercus and Faunus, as well as the legendary founders of Rome, Romulus and Remus. In addition to a bountiful feast, Lupercalia festivities are purported to have included the pairing of young women and men. Men would draw women's names from a box, and each couple would be paired until next year's celebration. While this pairing of couples set the tone for today's holiday, it wasn't called "Valentine's Day" until a priest named Valentine came along. Valentine, a romantic at heart, disobeyed Emperor Claudius II's decree that soldiers remain bachelors. Claudius handed down this decree believing that soldiers would be distracted and unable to concentrate on fighting if they were married or engaged. Valentine defied the emperor and secretly performed marriage ceremonies. As a result of his defiance, Valentine was put to death on February 14. After Valentine's death, he was named a saint. As Christianity spread through Rome, the priests moved Lupercalia from February 15 to February 14 and renamed it St. Valentine's Day to honor Saint Valentine. What's Cupid Got to Do with It? According to Roman mythology, Cupid was the son of Venus, the goddess of love and beauty. Cupid was known to cause people to fall in love by shooting them with his magical arrows. But Cupid didn't just cause others to fall in love - he himself fell deeply in love. As legend has it, Cupid fell in love with a mortal maiden named Psyche. Cupid married Psyche, but Venus, jealous of Psyche's beauty, forbade her daughter-in-law to look at Cupid. Psyche, of course, couldn't resist temptation and sneaked a peek at her handsome husband. As punishment, Venus demanded that she perform three hard tasks, the last of which caused Psyche's death. Cupid brought Psyche back to life and the gods, moved by their love, granted Pysche immortality. Cupid thus represents the heart and Psyche the (struggles of the) human soul."
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno (13-18 Februari). Dua hari pertama, dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata. Pada hari ini, para pemuda mengundi nama–nama gadis di dalam kotak. Lalu setiap pemuda mengambil nama secara acak dan gadis yang namanya keluar harus menjadi pasangannya selama setahun untuk senang-senang dan obyek hiburan. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan srigala. Selama upacara ini, kaum muda melecut orang dengan kulit binatang dan wanita berebut untuk dilecut karena anggapan lecutan itu akan membuat mereka menjadi lebih subur.

Ketika agama Kristen Katolik menjadi agama negara di Roma, penguasa Romawi dan para tokoh agama katolik Roma mengadopsi upacara ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani, antara lain mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I (lihat: The Encyclopedia Britannica, sub judul: Christianity). Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati St.Valentine yang kebetulan mati pada 14 Februari (lihat: The World Book Encyclopedia 1998). The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine menuliskan ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada penjelasan siapa “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II memerintahkan menangkap dan memenjarakan St. Valentine karena menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih dan menolak menyembah tuhan-tuhan orang Romawi. Orang-orang yang mendambakan doa St.Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya.

Versi kedua menceritakan bahwa Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat dalam medan peperangan dari pada orang yang menikah. Kaisar lalu melarang para pemuda untuk menikah, namun St.Valentine melanggarnya dan diam-diam menikahkan banyak pemuda sehingga iapun ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M (lihat: The World Book Encyclopedia, 1998). Kebiasaan mengirim kartu Valentine itu sendiri tidak ada kaitan langsung dengan St. Valentine. Pada 1415 M ketika the Duke of Orleans dipenjara di Tower of London, pada perayaan hari gereja mengenang St.Valentine 14 Februari, ia mengirim puisi kepada istrinya di Perancis. Kemudian Geoffrey Chaucer, penyair Inggris mengkaitkannya dengan musim kawin burung dalam puisinya (lihat: The Encyclopedia Britannica, Vol.12 hal.242 , The World Book Encyclopedia, 1998).

Lalu bagaimana dengan ucapan “Be My Valentine?” Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Kata ini ditujukan kepada Nimrod dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Maka disadari atau tidak, -tulis Ken Sweiger- jika kita meminta orang menjadi “to be my Valentine”, hal itu berarti melakukan perbuatan yang dimurkai Tuhan (karena memintanya menjadi “Sang Maha Kuasa”) dan menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Adapun Cupid (berarti: the desire), si bayi bersayap dengan panah adalah putra Nimrod “the hunter” dewa Matahari. Disebut tuhan Cinta, karena ia rupawan sehingga diburu wanita bahkan ia pun berzina dengan ibunya sendiri! Namun dari berbagai versi legenda tadi sejarah yang paling diterima oleh berbagai sumber publikasi sejarah adalah sebagai berikut:
>> NB: Dikutip dari berbagai sumber.<<




HUKUM MENYAMBUT HARI VALENTINE

by I ♥ PAHANG on Tuesday, 8 February 2011 at 22:27 ·
Gambar Hiasan


Tarikh 14hb Februari merupakan hari yang dianggap keramat oleh pasangan-pasangan yang sedang berkasih. Hari yang dikenali sebagai Valentine’s Day atau Hari Memperingati Kekasih dianggap sebagai satu masa untuk mengisytiharkan ketulusan cinta kepada pasangan masing-masing. Maka pada 14hb Februari pasangan-pasangan kekasih ini akan memakai pakaian-pakaian yang terbaik dan sebaiknya hendaklah ia berwarna merah, bertukar-tukar hadiah dan seeloknya adalah bunga ros berwarna merah. Pasangan-pasangan kekasih ini juga akan bercanda di merata-rata tempat sehingga terjadilah adengan-adengan maksiat yang bertentangan dengan syarak demi untuk membuktikan kasih dan sayang mereka yang tidak ternilai harganya. Saban tahun juga para ulamak mengingatkan kepada umat Islam agar menghindari menyambut Hari Valentine ini namun ianya seperti menuang air ke daun keladi. Oleh itu begitu pentingnya untuk mengupas sejarah sambutan Hari Valentine ini agar ianya dapat menyedarkan muda-mudi kita yang hanyut di lautan cinta bahawa ianya adalah sambutan yang berkaitan dengan agama Rom Kuno dan juga Kristian. Hari Valentine tidak ada kena-mengena dengan umat Islam malah hukum menyambutnya adalah haram.

SEJARAH SAMBUTAN HARI VALENTINE

Bila kita membicarakan tentang sejarah sambutan Hari Valentine maka kita akan dapati bahawa terdapat 4 pendapat berkaitan dengannya.

► Pendapat pertama
Mengaitkannya dengan pesta sambutan kaum Rom kuno sebelum kedatangan agama Kristian yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia merupakan upacara penyucian diri yang berlangsung dari 13hb hingga 18hb Februari. Dua hari pertama mereka menyembah dewi cinta bagi kaum Rom kuno yang bernama Juno Februata. Pada hari ini para pemuda Rom memilih nama-nama gadis-gadis yang menjadi pilihan mereka lalu dimasukkan ke dalam sebuah kotak. Setiap pemuda tersebut kemudiannya akan mencabut nama tersebut dari dalam kotak itu secara rawak. Nama gadis yang tertera di dalam kertas tersebut akan menjadi pasangan yang akan menjadi objek hiburan seksnya selama setahun. Pada 15 Februari, mereka meminta perlindungan dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Pada hari ini mereka akan menyembelih seekor anjing dan kambing. Kemudian mereka akan memilih 2 pemuda Rom yang dianggap paling gagah untuk menyapukan darah binatang tersebut ke badan mereka lalu mencucinya pula dengan susu. Setelah itu akan di adakan perarakan besar-besaran yang diketuai 2 pemuda tersebut dan mereka berdua akan memukul orang ramai yang berada di laluan mereka dengan kulit binatang dan para wanita akan berebut-rebut untuk menerima pukulan tersebut kerana mereka beranggapan ianya akan menambahkan kesuburan mereka.

► Pendapat kedua
Mengaitkannya dengan kematian paderi St. Valentine ketika pemerintahan Raja Rom yang bernama Claudius II. Terdapat 2 versi cerita berkaitan dengan St. Valentine ini.

 Versi Pertama
Pada masa pemerintahan Claudius II, kerajaan Rom yang menyembah dewa-dewi amat memusuhi penganut agama Kristian dan para mubaligh Kristian telah dipenjara serta disiksa. St. Valentine sebagai seorang yang tegar menganut agama Kristian dan aktif menyebarkan ajaran tersebut turut dipenjarakan oleh Cladius II. Dikhabarkan St. Valentine walaupun dipenjarakan, beliau tetap mengajar dan menyebarkan agama tersebut di kalangan banduan-banduan penjara di samping membantu tawanan-tawanan penjara meloloskan diri dari penjara. Kegiatan ini telah diketahui oleh Cladius II dan beliau memerintahkan St. Valentine diseksa dan akhirnya dihukum bunuh pada 14 Februari. Pengorban yang dilakukan oleh St Valentine ini dianggap oleh penganut Kristian sebagai satu pengorbanan yang besar demi kecintaan beliau terhadap agamanya. Malah St. Valentine disamakan dengan Jesus yang dianggap oleh penganut Kristian mati kerana menebus dosa yang dilakukan oleh kaumnya. Dikatakan juga bahawa ketika di dalam penjara, beliau telah jatuh cinta dengan anak salah seorang pegawai penjara dan di akhir hayatnya sebelum dibunuh, beliau sempat menulis sepucuk surat cinta kepada gadis tersebut yang bertandatangan ‘From your Valentine’ (Daripada Valentinemu). Maka orang-orang Kristian mengambil sempena 14 Februari itu untuk meraikan hari kasih sayang demi memperingati hari kematian paderi mereka St. Valentine.

 Versi Ke-dua
Claudius II beranggapan bahawa anggota tentera yang muda dan masih bujang adalah lebih tabah dan kuat ketika berada di medan peperangan berbanding dengan mereka yang telah berkahwin. Justeru itu Cladius II menghalang para pemuda dari berkahwin. Namun demikian St.Valentine menentangnya dengan keras dan beliau telah melakukan upacara pernikahan terhadap para pemuda-pemuda Rom secara sulit. Aktiviti St. Valentine ini akhirnya dapat diketahui oleh Cladius II lalu beliau mengarahkan St. Valentine ditangkap dan dihukum gantung pada 14 Februari 269 M.

► Pendapat Ke-tiga
Ia dirayakan sempena kejatuhan Kerajaan Islam Andalusia di Sepanyol. St. Valentine merupakan individu yang telah memainkan peranan penting dalam usaha menjatuhkan kerajaan Islam pada masa itu. Disebabkan sumbangan beliau itu, St. Valentine dianggap sebagai kekasih rakyat. 14 Februari 1492 merupakan tarikh kejatuhan Islam di Sepanyol dan dianggap pada hari itu hari kasih sayang kerana mereka menganggap Islam adalah agama yang zalim.

► Pendapat Ke-empat
Menyatakan sambutan hari Valentine ini bersempena dengan sifat burung yang musim mengawan burung yang jatuh pada 14hb Februari. Ini merupakan pendapat tradisi orang Inggeris.
Disini kita dapat melihat dengan jelas bahawa asal-usul sambutan Hari Valentine ini tidak ada hubung-kaitnya dengan budaya serta agama bagi umat Islam.



Hukum Menyambut Hari Valentine

Sebagaimana yang telah termaktub di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah dan disepakati oleh generasi awal umat Islam hari kebesaran bagi umat Islam yang mana disyariatkan bagi kita menyambutnya hanyalah Hari Raya Aidilfitri dan Aidiladha. Ini sebagaimana yang firman Allah S.W.T.:

Bagi tiap-tiap umat, Kami adakan satu syariat yang tertentu untuk mereka ikuti dan jalankan, maka janganlah ahli-ahli syariat yang lain membantahmu dalam urusan syariatmu; dan serulah (wahai Muhammad) umat manusia kepada agama Tuhanmu, kerana sesungguhnya engkau adalah berada di atas jalan yang lurus. – al-Hajj : 67

Anas bin Malik r.a berkata: Nabi s.a.w pernah datang ke Madinah sedangkan penduduknya memiliki dua hari raya. Pada kedua-duanya mereka bermain-main (bergembira) di masa jahiliah. Lalu baginda bersabda: “Sesungguhnya Allah telah menggantikan kedua-duanya bagi kamu semua dengan dua hari yang lebih baik, iaitu hari raya Aidiladha dan Aidilfitri.” - Hadis riwayat al-Nasaai, no: 959.

Oleh itu hendaklah umat Islam hanya membataskan diri dengan menyambut hari-hari perayaan yang diiktiraf oleh Allah dan Rasul-Nya khusus untuk umat Islam. Setelah berakhir zaman Salafussoleh iaitu 3 kurun terbaik bagi umat Islam, pelbagai hari perayaan telah ditambah ke dalam kalendar umat Islam seperti Mawlid al-Rasul, Israk Mikraj, Maal Hijrah, Nuzul al-Qur’an dan lain-lain lagi. Namun demikian apa yang mendukacitakan adalah umat Islam pada zaman kini telah mula merayakan hari-hari perayaan yang langsung tidak berkaitan dengan umat Islam malah ianya berasal dari budaya serta agama golongan yang ingkar kepada perintah Allah S.W.T. seperti sambutan Tahun Baru Masehi, Hari Halloween dan juga Hari Valentine yang sedang kita perbincangkan ini.
Terdapat larangan daripada baginda s.a.w. untuk meniru budaya orang bukan Islam dan bagi mereka yang meniru budaya seperti ini ditakuti mereka akan tergolong bersama dalam golongan tersebut. Sabdanya: Barangsiapa menyerupai satu kaum, maka dia termasuk golongan mereka. - Hadis riwayat Imam Abu Dawud, hadis no: 3512.

Tambahan pula sambutan Hari Valentine ini merupakan satu upacara yang berhubung-kait dengan agama Rom Kuno dan juga Kristian. Justeru itu bagi mereka yang menyambut hari tersebut ditakuti dia tergolong dalam ke dua golongan tersebut sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rasulullah s.a.w. di atas. Apabila seseorang itu merayakannya bermaksud untuk mengenang kembali peristiwa kematian St. Valentine maka tidak disangsikan lagi bahawa perbuatan tersebut boleh menyebabkan pelakunya terkeluar dari agama Islam. Apabila dia tidak bermaksud sedemikian dan menyambut Hari Valentine sekadar untuk bersuka-ria maka dia sebenarnya telah melakukan suatu kemungkaran yang besar kerana sambutan hari tersebut menyerupai perbuatan golongan yang durhaka kepada Allah S.W.T.. Tambahan pula sambutan Hari Valentine ini turut diikuti dengan perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syarak seperti pergaulan bebas diantara lelaki dan perempuan, membuang masa dengan berpeleseran ke tempat-tempat yang tak tentu hala malah mencurigakan dan membazir wang dengan memberi hadiah yang mahal-mahal. Tentang hukum menyambut Hari Valentine, Syaikh al-‘Utsaimin berkata: “Maka bila dalam merayakan Hari Valentine tersebut bermaksud untuk mengenangkan kembali St. Valentine, maka tidak diragukan bahawa orang itu telah kafir. Dan jika tidak bermaksud begitu namun sekadar ikut-ikutan kepada orang lain, maka orang itu telah melaksanakan dosa besar.”

Tidak dapat dinafikan pergaulan bebas ketika sambutan Hari Valentine ini membuka pintu perzinaan sedangkan Allah s.w.t. memerintahkan kita untuk menutup segala ruang yang boleh menyebabkan terjadinya perzinaan.
Firman-Nya: Dan janganlah kamu menghampiri zina, sesungguhnya zina itu adalah satu perbuatan yang keji dan satu jalan yang jahat (yang membawa kerosakan). – al-Israa’ : 32

Sebagaimana yang pernah dilaporkan Pengasas Pusat Kebahagiaan Wanita dan Remaja (Kewaja), Yahaya Mohamed Yusof (dalam akhbar Utusan Malaysia pada 10 Februari 2007), beliau menegaskan bahawa kes remaja hamil anak luar nikah meningkat pada akhir Februari dan awal Mac. Beliau berkata: “Sebahagian besar remaja yang ditempatkan di Kewaja mengadu mereka lupa diri ketika menyambut Hari Memperingati Kekasih atau Valentine’s Day. Mereka keluar berpasangan dan berpesta sehingga larut malam, kemudian mengambil pil khayal hingga tidak sedar terlanjur lalu hamil.”

Harus kita ingat bahawa golongan yang memusuhi Islam, akan sentiasa berusaha menanamkan benih-benih kesesatan dalam jiwa umat Islam supaya mereka jauh dari jalan yang lurus lagi diredhai Allah S.W.T..
Firman-Nya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak sekali-kali akan bersetuju atau suka kepadamu (wahai Muhammad) sehingga engkau menurut agama mereka (yang telah terpesong itu). Katakanlah (kepada mereka): "Sesungguhnya petunjuk Allah (agama Islam itulah petunjuk yang benar)". –Al-Baqarah (2) : 120

Oleh itu mereka mempopularkan sambutan Hari Valentine ini di negara-negara Islam dan menampakkan sambutannya sebagai satu perkara yang begitu romantis serta indah bagi pasangan-pasangan yang ingin membuktikan perasaan cinta mereka. Inilah sebenarnya sikap syaitan yang sentiasa berusaha untuk menyadur perbuatan maksiat agar kelihatan seperti satu perkara yang baik dan diamalkan oleh manusia tanpa rasa berdosa.
Firman-Nya Iblis berkata: " Wahai Tuhanku! Kerana Engkau telah menjadikan daku sesat, (maka) demi sesungguhnya aku akan memperelokkan segala jenis maksiat kepada Adam dan zuriatnya di dunia ini, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya Kecuali di antara zuriat-zuriat Adam itu hamba-hambaMu yang dibersihkan dari sebarang syirik". – al-Hijr (15) : 39-40

Bersandarkan kepada hujah-hujah di atas maka para ulamak telah merumuskan bahawa sambutan Hari Valentine adalah diharamkan bagi seluruh umat Islam.“Bahawa amalan merayakan Valentine’s Day tidak pernah dianjurkan oleh Islam. Roh perayaan tersebut mempunyai unsur-unsur Kristian dan amalannya yang bercampur dengan perbuatan maksiat adalah bercanggah dan dilarang oleh Islam. Oleh itu amalan meraikan Hari Kekasih tidak digalakkan oleh agama Islam”.

Justeru itu hendaklah pihak berwajib mengambil tindakan sewajarnya untuk menghalang budaya golongan yang ingkar kepada Allah ini dari diamalkan oleh umat Islam di Malaysia. Media Massa sepatutnya dihalang dari memasyhurkan sambutan Hari Valentine ini kepada umat Islam. Sebagai gantian media massa perlu digunakan untuk menyebarkan fatwa-fatwa para ulamak yang mengharamkan sambutan Hari Valentine.

[credits to Minda Akob]

Tidak ada komentar: