MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA 4.1 BUDI WAHYONO
Dari Crayonpedia
Tidak ada makhluk hidup yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri, termasuk manusia. Misalnya, agar dapat bertahan hidup manusia perlu makan. Makanan manusia berasal dari tumbuhan dan hewan. Sementara itu, hewan piaraan dan tumbuhan tidak dapat hidup dengan baik tanpa bantuan manusia. Pada bab ini kamu akan mempelajari hubungan antarmakhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Hubungan saling membutuhkan ini menciptakan sesuatu yang khas. Hal tersebut juga menunjukkan betapa Sang maha pencipta telah merancang dan mengatur alam ini dengan sempurna.Daftar isi[sembunyikan] |
A. Hubungan Antarmakhluk Hidup
Amati lingkungan di sekitarmu dengan saksama! Pada beberapa makhluk
hidup, terdapat hubungan yang bersifat khusus. Hubungan khusus
antarmakhluk hidup disebut simbiosis. Simbiosis dapat dibedakan menjadi
tiga, yaitu simbiosis mutualisme, simbiosis parasitisme, dan simbiosis
komensalisme.
1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang bersifat saling menguntungkan. Contohnya, simbiosis antara seekor kerbau dengan burung jalak. Kerbau memperoleh keuntungan dengan habisnya kutukutu yang menempel di tubuhnya, sedangkan burung jalak merasa untung karena mendapatkan makanan berupa kutu. Contoh lainnya adalah hubungan antara kupukupu atau lebah dengan tanaman berbunga. Kupukupu dan lebah membutuhkan nektar yang terdapat pada bunga sebagai makanannya. Bunga membutuhkan kupu - kupu atau lebah untuk membantu terjadinya proses penyerbukan.
2. Simbiosis Parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang mengakibatkan makhluk hidup yang satu mendapatkan keuntungan, sedangkan makhluk hidup lainnya mengalami kerugian. Misalnya, hubungan antara tanaman jeruk dengan benalu, bunga raflesia dengan inangnya, dan kutu dengan hewan tempat ia tinggal. Benalu merasa untung karena mendapatkan makanan dari tanaman jeruk, sedangkan tanaman jeruk dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu. Bunga raflesia mengisap makanan yang dibuat tumbuhan inangnya. Akibatnya, bunga raflesia dapat tumbuh subur, sedangkan tumbuhan inangnya lamakelamaan akan mati. Kutu memperoleh makanan dengan mengisap darah dari tubuh hewan yang dihinggapinya, sedangkan hewan yang dihinggapi merasa gatal di kulit dan pertumbuhannya menjadi tidak sehat.
3. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah hubungan antara dua makhluk hidup yang
menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lain.
Pernahkah kamu mendengar nama ikan hiu dan ikan remora? Simbiosis
komensalisme terlihat antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan remora
yang berenang di dekat tubuh ikan hiu akan turut menjelajah ke mana pun
ikan hiu itu pergi. Ikan remora menjadi aman dari ancaman ikan pemangsa
lain karena ikan pemangsa takut terhadap ikan hiu. Sedangkan bagi ikan
hiu, ada tidaknya ikan remora tidak berpengaruh terhadapnya. Contoh
simbiosis komensalisme yang lain adalah hubungan antara tumbuhan paku
atau anggrek dengan pohon besar dan anemon laut dengan ikan badut. Coba
carilah informasi mengenai hubungan kedua kelompok makhluk hidup
tersebut!
B. Rantai Makanan
Kita sering melihat kupu - kupu hinggap pada bunga atau kambing
berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat katak,
tikus, atau ular. Apakah hewan - hewan tersebut saling berhubungan? Apa
yang terjadi jika padang rumput yang berada di permukaan bumi ini
lenyap?Apakah yang dimaksud dengan rantai makanan? Rantai makanan adalah perjalanan makan dan dimakan dengan urutan tertentu antarmakhluk hidup. Perhatikan Gambar 4.4! padi dimakan oleh tikus, kemudian tikus dimakan oleh ular, ular dimakan oleh burung elang. Setelah beberapa waktu burung elang mati, bangkainya membusuk dan bercampur dengan tanah membentuk humus. Humus sangat dibutuhkan tumbuhan, terutama rumput. Begitulah seterusnya sehingga proses ini berjalan dari waktu ke waktu. Di lautan, yang menjadi produsen adalah fitoplankton, yaitu sekumpulan tumbuhan hijau yang sangat kecil ukurannya dan melayang-layang dalam air. Konsumen I adalah zooplankton (hewan pemakan fitoplankton), sedangkan konsumen II-nya adalah ikan-ikan kecil, konsumen III-nya adalah ikan - ikan sedang, konsumen IV-nya adalah ikan-ikan besar. Urutan peristiwa makan dan dimakan di atas dapat berjalan seimbang dan lancar bila seluruh komponen tersebut ada. Bila salah satu komponen tidak ada, maka terjadi ketimpangan dalam urutan makan dan dimakan tersebut. Agar rantai makanan dapat terus berjalan, maka jumlah produsen harus lebih banyak daripada jumlah konsumen kesatu, konsumen kesatu lebih banyak daripada konsumen kedua, dan begitulah seterusnya. Ada satu lagi komponen yang berperan besar dalam rantai makanan, yaitu pengurai Pengurai adalah makhluk hidup yang menguraikan kembali zat - zat yang semula terdapat dalam tubuh hewan dan tumbuhan yang telah mati. Hasil kerja pengurai dapat membantu proses penyuburan tanah. Contoh pengurai adalah bakteri dan jamur.
C. Hubungan Makhluk Hidup dengan Lingkungannya
Kamu telah memahami hubungan antarmakhluk hidup. Sekarang, kamu akan
belajar tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya. Kesadaran
adanya saling ketergantungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya
dapat membuat kita lebih menghargai semua ciptaan Tuhan. Kelompok
makhluk hidup yang berbeda dan hidup pada suatu tempat akan membentuk
komunitas. Misalnya, di dalam komunitas sawah terdapat kelompok makhluk
hidup, seperti padi, rumput, tikus, belalang, siput, elang, dan ular.
Makhluk hidup akan menjalin hubungan saling ketergantungan antarmakhluk
hidup di dalam komunitas. Selain itu, makhluk hidup juga akan menjalin
hubungan dengan lingkungannya.Lingkungan ada dua macam, yaitu lingkungan biotik dan lingkungan abiotik. Lingkungan biotik merupakan lingkungan yang terdiri atas makhluk hidup. Misalnya, hewan, tumbuhan, dan manusia. Lingkungan abiotik adalah lingkungan yang terdiri atas benda-benda tak hidup. Misalnya, air, batu, pasir, udara, cahaya matahari, dan tanah.
Makhluk hidup sangat bergantung kepada lingkungannya. Hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya akan membentuk ekosistem. Jadi, apabila kita menyebut ekosistem sungai, maka berarti di dalamnya terdapat ikan, tumbuhan, air, plankton, cahaya matahari, dan udara. Namun, apabila kita menyebut kominutas sungai, maka hanya terdapat ikan, tumbuhan, dan plankton, tanpa melibatkan air, cahaya matahari, dan udara. Untuk lebih jelasnya tentang ekosistem, baca kembali kolom Jendela Ilmu halaman 64.
Rantai makanan tidak akan terputus selama semua mata rantai tersedia. Misalnya, rantai makanan di hutan akan terus terbentuk jika ada rumput, rusa, dan harimau. Jika tidak ada rumput, maka rusa akan kelaparan dan kemudian mati. Jika rusa banyak yang mati, maka harimau menjadi kelaparan. Hal ini membahayakan keselamatan hewan ternak dan manusia yang tinggal di tepi hutan. Jika harimau banyak yang mati, maka jumlah rusa tidak terkendali. Hal ini bisa menyebabkan kelaparan karena rumput yang tersedia tidak mencukupi. Jadi, setiap perubahan lingkungan berpengaruh terhadap berlangsungnya kehidupan.
Contoh lain hubungan makhluk hidup dengan lingkungannnya adalah antara tumbuhan dan cacing. Pernahkah kamu melihat cacing? bagaimana bentuknya? Jijikkah kamu melihatnya? Banyak orang yang jijik melihat cacing. Namun dibalik itu, cacing sangat berjasa besar bagi tumbuhan dan manusia. Cacing adalah hewan yang hidup di dalam tanah. Makanan cacing berupa daun - daun yang telah membusuk. Untuk memperoleh makanannya, cacing membuat lubang - lubang di dalam tanah. Tanpa disengaja, lubang - lubang tersebut memudahkan udara dan air masuk ke dalam tanah. Jadi, cacing sangat membantu dalam penggemburan dan penyuburan tanah. Tanah yang subur sangat diperlukan tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Tumbuhan yang yang baik akan menghasilkan makanan yang berkualitas. Makanan yang berkualitas sangat diperlukan manusia. Coba carilah contoh lain hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya! Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggalnya. Ikan di sungai membutuhkan air sungai yang bersih dan tidak tercemar. Harimau, gajah, ular, dan hewan hutan lain membutuhkan lingkungan hutan yang alami, hijau, dan rimbun. Tumbuhan di hutan membutuhkan keadaan lingkungan dengan suhu, sinar matahari, dan hujan yang cukup untuk pertumbuhannya. Lingkungan dapat berubah menjadi buruk karena beberapa hal, seperti pencemaran dan kebakaran hutan.
1. Pencemaran
Pencemaran dapat terjadi di lingkungan darat, air, dan udara. Pencemaran di darat bisanya menyebabkan tanah tidak subur. Akibatnya tanah tidak dapat ditanami. Pencemaran air merusak kehidupan di air. Tumbuhan, ikan dan semua makluk hidup yang tinggal di air akan mati. Pencemaran udara dapat menimbulkan penyakit saluran pernapasan. Pencemaran yang sering kita jumpai adalah pencemaran air, contohnya sungai. Pencemaran sungai biasanya disebabkan oleh limbah kimia dan sampah yang dibuang ke sungai. Limbah kimia yang dibuang ke sungai menyebabkan kehidupan di sungai terganggu. Bahkan bisa menyebabkan jenis makhluk hidup tertentu musnah. Coba tanyakan kepada orang tuamu, adakah jenis ikan yang dulu mereka temui, tetapi sekarang sudah punah? Selain limbah, adanya sampah menyebabkan aliran sungai menjadi tidak lancar. Jika hujan turun, maka air dalam sungai akan meluap karena alirannya tidak lancar. Hal ini dapat menyebabkan bencana banjir. Banjir merusak lingkungan. Akibat banjir, kehidupan makhluk hidup terganggu. Selain itu, sampah yang menggunung juga menyebabkan bau yang tidak sedap. Udara di sekelilingnya menjadi tercemar. Bahkan sungai yang tercemar merupakan sumber dari berbagai penyakit, seperti penyakit kulit dan diare. Oleh karena itu, agar lingkungan menjadi bersih dan sehat, hendaknya jangan membuang sampah di sungai dan tingkatkan program kali bersih (prokasih).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar