Tradisi dari Banjar.
Di Indonesia banyak terdapat tradisi masyarakat yang sampai saat ini
masih berjalan dengan baik, namun ada juga tradisi yang terancam punah
karena berbagai keadaan seperti Tradisi Lamut.
Lamut, Sebuah Tradisi Dari Banjar Yang Hampir Punah.
Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar. Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan terbang, alat tabuh untuk seni hadrah.
Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin Sultan Suriansyah, lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti Dundam, Madihin, Bakesah, dan Bapantun.
Lamut, Sebuah Tradisi Dari Banjar Yang Hampir Punah.
Lamut adalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar. Lamut merupakan seni cerita bertutur, seperti wayang atau cianjuran. Bedanya, wayang atau cianjuran dimainkan dengan seperangkat gamelan dan kecapi, sedangkan lamut dibawakan dengan terbang, alat tabuh untuk seni hadrah.
Mereka yang baru melihat seni lamut selalu mengira kesenian ini mendapat pengaruh dari Timur Tengah. Pada masa Kerajaan Banjar dipimpin Sultan Suriansyah, lamut hidup bersama seni tutur Banjar yang lain, seperti Dundam, Madihin, Bakesah, dan Bapantun.
5.3.12
Budaya Lampung.
Mengenal Budaya Lampung
Penduduk Lampung terdiri dari hampir semua suku yang ada di Indonesia. Gambaran ini ditunjukkan oleh semboyan yang tertera pada lambang daerah yaitu “Sang Bumi Ruwai Jurai”, dan Propinsi Lampung sendiri dijuluki Propinsi “Sang Bumi Ruwai Jurai”. “Sang Bumi” berarti rumah tangga agung yang luas serta berbilik-bilik, sedangkan "Ruwa Jurai” berarti dua golongan masyarakat yang berdiam di wilayah Propinsi Lampung, yaitu golongan keturunan Lampung asli dan golongan keturunan pendatang.
8.2.12
Budaya Nyobeng.
Ritual Nyobeng; Memandikan Tengkorak Manusia Hasil Mengayau
Nyobeng dari berbagai referensi merupan sebuah ritual memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau oleh nenek moyang. Ini dilakukan oleh suku Dayak Bidayuh, salah satu sub-suku Dayak di Kampung Sebujit, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat.
Bengkayang
MENGAYAU adalah memenggal kepala manusia, dan tengkoraknya diawetkan. Sekarang, tradisi mengayau sudah tak dilakukan lagi. Upacara ini cukup mengharukan, dan berlangsung selama tiga hari. Mulai tanggal 15 hingga 17 Juni.
27.11.11
Kebudayaan Unik
Kebudayaan Unik Khas Indonesia
Berikut informasi tentang kebudayaan khas Indonesia yang unik yang dikutip dari menujuhijau.blogspot.com
1. Upacara Tabuik Sumatera Barat.
Berasal dari kata ‘tabut’, dari bahasa Arab yang berarti mengarak, upacara Tabuik merupakan sebuah tradisi masyarakat di pantai barat, Sumatera Barat, yang diselenggarakan secara turun menurun. Upacara ini digelar di hari Asura yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, dalam kalender Islam.
15.9.11
Tana Toraja.
Tana Toraja
Wisata Budaya Tana Toraja adalah Obyek Wisata Sulawesi Selatan yang paling populer
Tana Toraja merupakan objek wisata yang terkenal dengan kekayaan budayanya. Kabupaten yang terletak sekitar 350 km sebelah utara Makassar itu sangat terkenal dengan bentuk bangunan rumah adat serta Upacara Pemakamannya
Ke Tana Toraja dapat menggunakan penerbangan domestik Makassar-Tana Toraja. selama 45 menit dari Bandara Hasanuddin Makassar. Dapat pula ditempuh dengan kendaraan darat, membutuhkan waktu tujuh jam.
16.8.11
Kesenian Daerah Banyumas.
Kesenian Tradisional Kabupaten Banyumas Jawa Tengah
Aksimudha
Aksimudha adalah kesenian bernafas islami yang tersaji dalam bentuk atraksi pencak silat yang dipadu dengan tari-tarian dengan iringan terbang/ genjring. Pertunjukkan aksimudha dilakukan oleh delapan penari pria. Aksimudha pernah berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas dan saat ini masih dapat ditemukan di wilayah Kecamatan Wangon.
Aksimudha adalah kesenian bernafas islami yang tersaji dalam bentuk atraksi pencak silat yang dipadu dengan tari-tarian dengan iringan terbang/ genjring. Pertunjukkan aksimudha dilakukan oleh delapan penari pria. Aksimudha pernah berkembang di seluruh wilayah Kabupaten Banyumas dan saat ini masih dapat ditemukan di wilayah Kecamatan Wangon.
27.7.11
Ludruk.
Ludruk
Ludruk adalah kesenian drama tradisional dari Jawa Timur. Ludruk merupakan suatu drama tradisional
yang diperagakan oleh sebuah grup kesenian yang di gelarkan disebuah
panggung dengan mengambil cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari,
cerita perjuangan dan lain sebagainya yang diselingi dengan lawakan dan
diiringi dengan gamelan sebagai musik.
Dialog/monolog
dalam ludruk bersifat menghibur dan membuat penontonnya tertawa,
menggunakan bahasa khas Surabaya, meski kadang-kadang ada bintang tamu
dari daerah lain seperti Jombang, Malang, malang, Madiun dengan logat
yang berbeda. Bahasa lugas yang digunakan pada ludruk, membuat dia mudah
diserap oleh kalangan non intelek (tukang becak, peronda, sopir
angkutan umum, etc).
17.4.11
Kebudayaan Sumbawa.
MENGENAL KEBUDAYAAN SUMBAWA
IDENTIFIKASI
Suku Sumbawa atau tau Samawa mendiami bagian barat Pulau Sumbawa atau bekas wilayah Kesultanan Sumbawa, wilayahnya seluas 8.493 km2 yang berarti lebih dari setengah Pulau Sumbawa dengan luas keseluruhan mencapai 14.415,45 km2, sedangkan bagian timur Pulau ini didiami oleh suku Bima.
6.2.11
Grebeg Besar Demak.
Demak merupakan kerajaan Islam pertama
dipulau jawa dengan rajanya Raden Fatah. Disamping sebagai pusat
pemerintahan, Demak sekaligus menjadi pusat penyebaran agama Islam
dipulau Jawa. Bukti peninggalan sejarah masih berdiri dengan kokoh
sampai sekarang, yaitu Masjid Agung Demak.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.
Penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dimulai pada abad XV dan dipelopori oleh Wali Sanga, bahkan salah satu wali tersebut bermukim sampai akhir hayatnya dan dimakamkan di Kadilangu Demak, yaitu Sunan Kalijaga. Menurut cerita, Kadilangu semula adalah daerah perdikan sebagai anugrah dari Sultan Fatah kepada Sunan Kalijaga atas jasa-jasanya dalam mengembangkan agama Islam dan memajukan kerajaan Demak.
3.2.11
Silat Beksi dari Betawi.
Silat Beksi, Hadir di Tanah Betawi Sejak Abad 18
Sejak
dahulu kala, masyarakat Betawi selalu dikenal dan diidentikan dengan
pencak silat dan pengajiannya. Kabarnya, sejak zaman kompeni Belanda,
remaja Betawi selalu dituntut untuk rajin beribadah dan mampu menjaga
diri dengan mempelajari ilmu beladiri pencak silat. Tak heran ilmu
beladiri ini menjadi salah satu jenis kebudayaan milik masyarakat
Betawi.
31.1.11
Kesenian Palembang.
TARI TANGGAI
Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya
Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya
29.1.11
Aruh Adat Mambatur.
Aruh Adat Mambatur
Warga Dayak Halong di Kabupaten Balangan menggelar acara adat untuk mengirim doa kepada roh para leluhurnya.
Perhelatan yang termasuk langka dan jarang digelar di Provinsi Kalimantan Selatan ini diberi nama adat Mambatur.
Upacara Adat Mambatur Suku Dayak Halong
Biasanya, warga Dayak mengantar roh leluhurnya dengan perantaraan hewan kerbau. Hewan berkaki empat ini dibunuh dengan cara ditombak.
Sepintas, acara ini serupa dengan acara adat Mambuntang atau Wara Nyalimbat di Tamiang Layang Kalteng.
26.1.11
Kesenian Jaran Kepang.
Kesenian Jaran Kepang
Sepanjang Pulau Jawa mulai dari Jawa Barat, Jawa Tengah, sampai Jawa Timur dikenal tari Jathilan sebagai tari tontonan barangan dengan memungut uang sekedarnya dari para penonton. Di Jawa Barat disebut Kuda Lumping atau Kuda Kepang. Di Jawa Tengah ada yang bernama Incling, Jathilan, Jaran Kepang, Reyog, Oglek, dan sebagainya. Di Jawa Timur juga dikenal dengan nama Jaran Kepang, Jaran Dhor, dan Jathilan.
24.1.11
Rebana Biang.
Rebana Biang
Disebut Rebana Biang karena mempunyai ukuran besar diameter sampai +90 cm. Ada juga yang menyebutnya Rebana Gede. Dibeberapa tempat ada yang menyebutnya Rebana Salun, Gembyung dan Terbang Selamat.
Serbeda dengan rebana-rebana lainnya seperti Ketimpring dan sebagainya, Rebana Biang tidak memakai "kerincingan", cara pemasangan kulitnya yang biasa disebut "wangkis" juga berbeda. Rebana Biang berpasak seperti dogdog Reog Sunda atau Tifa di Maluku, sedangkan rebana lainnya pemasangan kulitnya dengan paku. Berdasarkan pemasangan "wangkisnya" yang polinesis (curt Sachs, 1912: 134 -136), diperkirakan bahwa Rebana Biang termasuk alat bunyi-bunyian yang sudah ada sejak berabad-abad yang lalu sebelum masuknya Agama Islam di Indonesia.
22.1.11
Doa' Pagi di Bali.
Doa Pagi di Bali
Matahari masih jauh dari terbit di surga Tanah Dewata, Bali, Indonesia. Saat fajar menyingsing, para wanita Bali dengan patuhnya melakukan ritual pagi yang telah menjadi tradisi sejak berabad-abad lalu. Bagi orang luar, rutinitas sederhana itu adalah
persembahan dan mempersiapkan makanan di pagi hari, tapi dalam tradisi Bali, persembahan "ngejot" adalah sesuatu yang lebih daripada itu.
Ritual
pagi tersebut dimulai dengan wanita Bali yang telah bangun sebelum
fajar untuk mempersiapkan ngejot. Makan sebelum ritual
dilakukan dianggap sangat tidak span, sehingga orang-orang akan berpuasa sampai ritual itu selesai. Persiapannya diawali dari saat makan pagi disiapkan, dengan merebus air dan memasak nasi.
dilakukan dianggap sangat tidak span, sehingga orang-orang akan berpuasa sampai ritual itu selesai. Persiapannya diawali dari saat makan pagi disiapkan, dengan merebus air dan memasak nasi.
19.1.11
Budaya Suku Batak.
Budaya Suku Batak
SEJARAH
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.
DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.
DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.
18.1.11
Upacara Perkawinan Adat Jawa.
Pernikahan
adalah suatu rangkaian upacara yang dilakukan sepasang kekasih untuk
menghalalkan semua perbuatan yang berhubungan dengan kehidupan
suami-istri guna membentuk suatu keluarga dan meneruskan garis
keturunan. Guna melakukan prosesi pernikahan, orang Jawa selalu mencari
hari “baik�, maka perlu dimintakan pertimbangan dari ahli
penghitungan hari “baik� berdasarkan patokan Primbon Jawa. Setelah
ditemukan hari “baik�, maka sebulan sebelum akad nikah, secara fisik
calon pengantin perempuan disiapkan untuk menjalani hidup pernikahan,
dengan cara diurut perutnya dan diberi jamu oleh ahlinya. Hal ini
dikenal dengan istilah “diulik�, yaitu pengurutan perut untuk
menempatkan rahim dalam posisi yang tepat agar dalam persetubuhan
pertama memperoleh keturunan, dan minum jamu Jawa agar tubuh ideal dan
singset.
Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang “harus� dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Menurut Sumarsono (2007), tata upacara pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut :
Sebelum pernikahan dilakukan, ada beberapa prosesi yang “harus� dilakukan, baik oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Menurut Sumarsono (2007), tata upacara pernikahan adat Jawa adalah sebagai berikut :
- Babak I (Tahap Pembicaraan)
14.1.11
Keris.
Makna Keris Dalam Budaya Jawa
Keris ialah sejenis senjata pendek kebangsaan Melayu yang digunakan sejak melebihi 600 tahun dahulu. Senjata ini memang unik di dunia Melayu dan boleh didapati di kawasan berpenduduk Melayu seperti Malaysia, Indonesia, Singapura, Thailand Selatan, Filipina Selatan(Mindanao), dan Brunei.
Keris digunakan untuk mempertahankan diri (misalnya sewaktu bersilat) dan sebagai alat kebesaran diraja. Senjata ini juga merupakan lambang kedaulatan orang Melayu. Keris yang paling masyhur ialah keris Taming Sari yang merupakan senjata Hang Tuah, seorang pahlawan Melayu yang terkenal.
10.1.11
Ondel-ondel.
Ondel-ondel khas Betawi.
Ondel-ondel adalah kesenian khas Betawi yang ada sejak zaman leluhur nenek moyang. Dahulu ondel-ondel dianggap sebagai boneka penolak bala yang dikeramatkan. Namun sekarang ondel-ondel berubah fungsi menjadi ”alat pencari uang”. Sebelumnya ondel-ondel dipakai untuk acara- acara penting seperti penyambutan tamu agung, acara sunatan, atau acara penting lainnya. ”Pengamen ondel-ondel”
mencari nafkah dengan mengarak ondel-ondel dari kampung ke kampung,
mereka berupa sekumpulan orang dari berbagai golongan usia mulai dari
anak-anak hingga dewasa. Pengamen ondel-ondel ini biasanya orang Betawi asli. Pergeseran fungsi ondel- ondel itu sendiri akan dibahas dalam tulisan ini.Ngaben.
Upacara Ngaben Bali.
Ngaben adalah upacara penyucian atma (roh) fase pertama sbg kewajiban
suci umat Hindu Bali terhadap leluhurnya dengan melakukan prosesi
pembakaran jenazah. Seperti yg tulis di artikel ttg pitra yadnya, badan
manusia terdiri dari badan kasar, badan halus dan karma. Badan kasar
manusia dibentuk dari 5 unsur yg disebut Panca Maha Bhuta yaitu pertiwi
(zat padat), apah (zat cair), teja (zat panas) bayu (angin) dan akasa
(ruang hampa). Kelima unsur ini menyatu membentuk fisik manusia dan
digerakan oleh atma (roh). Ketika manusia meninggal yg mati adalah badan
kasar saja, atma-nya tidak. Nah ngaben adalah proses penyucian atma/roh
saat meninggalkan badan kasar.
Ada beberapa pendapat ttg asal kata ngaben. Ada yg mengatakan ngaben
dari kata beya yg artinya bekal, ada juga yg mengatakan dari kata ngabu
(menjadi abu), dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar